Selasa, 26 Juni 2012

RPP Kuliah Seni

RPP Seni Rupa Kerajinan
I.     Identitas Mata Kuliah
1.    Mata Kuliah                    : Seni Kerajinan I 
2.    Kode Mata Kuliah           :
3.    Jumlah SKS                    : 1 SKS
4.    Jenjang                           : S-1 PGSD
5.    Semester                         : Genap
6.    Status Mata Kuliah          : MKBS
7.    Pra syarat                        :

II.    Dosen/Asisten                    : Drs. Edy Siswanto, M.Pd.

III.  Tujuan Mata Kuliah

Menguasai dasar-dasar pengetahuan dan praktek seni kerajinan dengan jenis dan bahan yang berkembang di lingkungan terdekat serta dengan media yang mudah diperoleh dari lingkungannya.

  1V. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini berisi pengetahuan dan praktek berkenaan dengan teknik dalam mencipta desain dan membuat karya seni kerajinan berdasarkan alat dan bahan yang dikenalinya.

V.   Kegiatan dan Tugas Akhir
Semua mahasiswa diwajibkan mengikuti perkuliahan ini dan pada bagian akhir ditugasi untuk merancang salah satu model media pembelajaran dalam pendidikan formal dan informal

VI.  Komponen Evaluasi/Penilaian
Komponen-komponen yang adakn dinilai dalem menentukan kelulusan meliputi:
- Tugas individual                : 10 %
- Kehadiran                          : 20 %
- UTS                                  : 20 %
- UAS                                  : 50 %

VII. Pertemuan dan Alokasi  Pokok Bahasan

Berdasarkan tujuan perkuliahan di atas, maka garis besar pokok perkuliahan adalah:

Pertemuan ke
Pokok Bahasan

Pengenalan jenis karya seni kerajinan berdasarkan bahan dan tekniknya
Tinjauan sejarah seni kerajinan Indonesia
Mempelajari bentuk/desain karya berdasarkan unsur visual dan estetik
Mempelajari kriteria penilaian karya bentuk/desain kerajinan
Mempelajari dan mencoba meiru teknik pembuatan karya
Teknik pembuatan karya kerajianan anyam, ukir, batik , tempelan dll
Praktek meniru membuat karya kerajinan anyam dari bahan kertas dengan berbagai motif/desain
Praktek meniru membuat karya kerajinan bambu dengan teknik anyam, tempelan bambu dan ukir bambu
Ujian Tengah Semester (UTS)

1
Pengenalan jenis karya seni kerajinan berdasarkan bahan dan tekniknya
2
Tinjauan sejarah seni kerajinan Indonesia
3
Mempelajari bentuk/desain karya berdasarkan unsur visual dan estetik
4
Mempelajari kriteria penilaian karya bentuk/desain kerajinan
5
Mempelajari dan mencoba meiru teknik pembuatan karya
6
Teknik pembuatan karya kerajianan anyam, ukir, batik , tempelan dll
7
Praktek meniru membuat karya kerajinan anyam dari bahan kertas dengan berbagai motif/desain
8/9
Praktek meniru membuat karya kerajinan bambu dengan teknik anyam, tempelan bambu dan ukir bambu
10
Ujian Tengah Semester (UTS)
11
Pengenalan alat dan bahan seni kerajinan dan cara penggunaannya
12
Perencanaan (gambar desain)
13/14
Pengolahan bahan kerajinan kayu
15
Pengolahan bahan kerajinan bambu
16
Pemeliharaan alat
17
Pembuatan karya akhir
18
Ujian Akhir Semester (UAS)

VIII. Buku Rujukan


Prawira, Nanang Ganda. 1989.  Diktat Seni Kerajinan dari Bahan Alami. Bandung: Jurusan Pendidikan seni rupa IKIP Bandung.

TenTaNg SAiA


>>>>>>>>>>>>>My BLOG>>>>>>>>>>>
     SaiA hanyalah seorang mahasiswa tingkat tengah-tengah yang ingin bercerita dan membagi pengetahuan kepada sodara-sodara semua. Baik itu berupa kesenangan, KeGalauan, dan perasaan yang tidak menentu SAiA. Dan pengetahuan yang SAiA dapat dari kuliah selama 2 tahun ini. Yang mungkin dapat memberi inspirasi kepada sodara-sodara semua


Blog ini SAiA buat dalam rangka tugas UAS dari dosen Seni Rupa SAiA yaitu Bapak Drs. Edi Siswanto Mpd. Sebenarnya sudah lama SAia ingin membuat sebuah Blog tetapi berhubung kesibukan saia belum dapat terealisasikan. Dan akhirnya dengan pemberian tugas ini pun SAiA dapat merealisasikan keinginan SAiA untuk membuat BLOG. Okeh........Dalam blog ini akan saia Ulas tentang apa sih seni, macam-macamnya, dan contoh-contohnya, dan semua yang berhubungan dengan seni.

CEKODOOOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTTT!!!!!sokh dibaca

Menggambar Imajinasi


SAiA kembali ngeBLOG lagi,,,,,,,,,,!!!!!
Nah.... hari ini kita akan BELAJAR  tentang “menggambar Imajinasi” ada yang sudah tau apa menggambar imajinasi itu?? Okeh,,,,,untuk lebih jelasnya LET’S READ TOGETHER,,,,,,,,,,,,,,,,,,,!!!!!!!!!!!!!!!!
A.   Pengertian Menggambar Imajinasi.
Pada hakekatnya menggambar ini adalah pengungkapan seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk garis dan warna. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan aktualisasi diriPengertian Menggambar.
Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :
a.    Menggambar dengan cara mengamati (observasi).
Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.
b.    Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.
Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Menggambar berdasarkan imajinasi.Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan model.
Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar:
a.    Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.
b.    Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.
c.     Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun sudah lebih.
Tujuan menggambar bagi anak :
1.   Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk berekspresi.
2.   Mengembangkan daya kreativitas.
3.   Mengembangkan kemampuan berbahasa.
B.   Pengertian Imajinasi
Begitu pentingnya imajinasi Albert Ainstein mengatakan bahwa imajinasi lebih penting dari pada ilmu pengetahuan. Karena dengan imajinasi yang ada dalam otak, akan menggugah tubuh kuta untuk mencari tahu semua yang ada dalam imajinasi. Sehingga muncullah ragam ilmu pengetahuan
“Mengenai pentingnya imajinasi, Wass (Laily, 2009:83) sampai pada kesimpulan bahwa imajinasi adalah cara berfikir alami yang menghasilkan perubahan, bahkan sebelum kita menyadarinya.”
C.    Manfaat Menggambar untuk Perkembangan Anak
Dan manfaat menggambar untuk anak adalah:
1.      Pertama, menggambar dalam bentuk apapun merupakan ekspresi dan bagian dari proses kreatif dan imajinatif mereka di masa kecil. Dengan menggambar, anak akan belajar mencipta atau berkreasi, menuangkan ide-idenya, serta memvisualisasikan dan merealisasikan imajinasinya dalam sebuah karya.
2.     Kedua, membantu proses perkembangan aspek kognitif, kecerdasan emosional dan kecerdasan motorik mereka. Menggambar dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak, melatih daya ingat, kesabaran, ketelitian dan keuletan anak dalam menghasilkan sesuatu. Menggambar juga melatih keterampilan dan kemampuan motorik halus anak.
3.     Ketiga, mengasah bakat anak yang bisa berdampak signifikan terhadap kemampuan dan skil mereka di masa depan. Semua anak mungkin suka menggambar dan bisa menggambar, tetapi anak yang berbakat menggambar bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus. mbangkan dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan.
4.     Keempat, menggambar sebagai sebuah stimulus untuk menumbuhkan minat belajar, sekaligus metode pembelajaran dan pendidikan berbasis kreativitas, dengan syarat anak dibiarkan mengekspresikan pikiran dan perasaannya lewat gambar tanpa selalu diberikan objek tiruan.
D.   Pola Perkembangan Menggambar Pada Anak.
Viktor Lowenfeld dalam bukunya Creative and Mental Growth (1982) meneliti tingkat perkembangan menggambar anak berdasarkan usia, menganalisis tentang periodisasi yang menjadi ciri umum lukisan anak-anak sesuai waktu (usia) dan tahap perkembangan sosial intelektual mereka, sebagai berikut:
a.    Periode Coreng-Moreng (Scribbling Stage).
Periode ini berlaku bagi anak berusia 2 sampai 4 tahun (masa prasekolah). Gambar yang dibuat tanpa makna, hanya perbuatan meniru orang lain, tetapi merupakan latihan gerak motorik dari koordinsai gerakan tangan dan mata, gambar berupa goresan tipis tebal dengan arah yang belum terkendali.
http://www.goikuzo.com/wp-content/uploads/2011/10/a1.jpg
Gambar 1 Dalam goresan tak beraturan, pena tidak lepas dari kertas. (Lowenveld,1975)

b.    Goresan Terkendali.
Berupa goresan-goresan tegak, mendatar, lengkung bahkan lingkaran, coretan dilakukan berulang-ulang.
http://www.goikuzo.com/wp-content/uploads/2011/10/a2.jpg
Gambar 2 Goresan terkendali memperlihatkan gerakan yang bervariasi, dengan ditambah menggunakan gerakan otot kecil. (Lowenveld,1975)

c.    Goresan Bermakna.
Pengalaman anak dalam membuat goresan semakin lengkap, gambar anak mulai terwujud menjadi satu kesatuan, bentuk yang semakin bervariasi, anak mulai memberi nama pada hasil coretannya dan mulai menggunakan warna. Dalam menggambar, anak belum mempunyai tujuan untuk menggambar sesuatu, karena fase ini lebih didasari oleh perkembangan fisik dan jiwa anak. Anak yang normal pasti suka meggambar.
http://www.goikuzo.com/wp-content/uploads/2011/10/a3.jpg
Gambar 3 Anak usia 4 tahun menggambar dengan maksud tertentu. (Lowenveld,1975)

d.    Periode Pra Bagan (Pre Schematic Stage)
Periode ini berlaku bagi anak berusia 4-7 tahun. Unsur warna kurang diperhatikan, anak lebih tertuju pada hubungan antara gambar dan obyek gambar. Warna menjadi subyektif karena tidak mempunyai hubungan dengan obyek. Sedangkan konsep ruang tak lain adalah apa yang ada di sekitar dirinya, menjadikan tidak logisnya antara obyek yang satu dengan obyek lainnya.
http://www.goikuzo.com/wp-content/uploads/2011/10/b.jpg
Gambar 4. Bentuk dasar yang paling esensi terdapat pada gambar anak ini, yaitu jari kaki merupakan dianggap bagian yang penting. (Lowenveld,1975)
Anak kelas satu SD berusia antara 6 – 7 tahun yang mana pada usia ini anak sangat peka pada lingkungannya. Hasil pengamatan terhadap gambar anak kelas satu sebagai berikut:
1)    Belum ada kesadaran ruang objek yang mereka gambar terkesan tegak lurus atau datar dan terkesan tidak memiliki ruang.
2)   Ukuran objek tidak proporsional antara satu dengan yang lainnya.
3)   Cenderung menggunakan warna-warna yang mencolok.
4)   Segi perspektifnya belum ada.
5)   Sudah mampu menggambar suatu bentuk geometris, contohnya persegi panjang sesuai dengan imajinasinya.
6)   Merupakan curahan dari perasaannya dan kreasi dari hasil imajinasinya.
e.    Periode Bagan (Schematic Stage)
http://www.goikuzo.com/wp-content/uploads/2011/10/c.jpg
Gambar 5. Empat bentuk yang serupa, seluruhnya menghadap ke depan. (Lowenveld,1975)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 7-9 tahun. Anak sudah mulai menggambar obyek dalam suatu hubungan yang logis dengan gambar lain. Konsep ruang mulai nampak dengan adanya pengaturan antara hubungan obyek dengan ruang, gambar mulai realistis, mulai mengarah ke bentuk-bentuk yang mendekati kenyataan.
Ciri utama gambar anak pada fase ini adalah adanya garis dasar yang merupakan tempat obyek atau benda-benda berdiri, merupakan suatu perkembangan yang wajar. Gambar dibuat berdasarkan ide anak itu sendiri, misalnya gambar rumah yang kelihatan bagian dalamnya seolah-olah rumah tersebut terbuat dari kaca bening. Warna mulai obyektif, artinya anak menyadari adanya hubungan antara warna dengan obyek. Disini anak telah menemukan konsep tertentu mengenai warna, yakni bahwa obyek tertentu akan memiliki warna tertentu pula. Ciri lain yang kurang menguntungkan, gambar nampak lebih kaku. Anak cenderung mencontoh gambar orang lain, hal ini karena berkembangnya sifat kooperatif di antara mereka.
Anak kelas tiga SD berusia antara 8-9 tahun, yang mana pada usia ini masuk pada kategori masa bagan. Pada usia ini konsep sudah berkembang yang mana anak cenderung mengulang-ulang bentuk gambar yang sudah mereka buat. Gambar mereka belum menampakkan ada kesan ruang atau masih berkesan datar. Karya seni rupa mereka merupakan cermin pengetahuan tentang lingkungannya. Berikut hasil observasi pada perkembangan gambar anak kelas 3 SD.
1)    Karya seni termasuk gambar rebahan, karena semua benda terletak tegak lurus pada latarnya.
2)   Masih belum memiliki kesadaran ruang yang mana seharusnya pada usia ini anak sudah mulai memiliki kesadaran ruang.
3)   Cenderung mengulang-ulang bentuk yang sudah mereka gambar, dalam hal ini terlihat bentuk kotak atau persegi empat banyak diulang.
4)   Gambar merupakan curahan perasaannya hal ini terlihat dari banyaknya jumlah matahari.
5)   Mulai mengeksplorasi lingkungan, yang mana hal ini terlihat pada gambar anak yang merekam kejadian sehari-hari yaitu melihat penjual dengan kereta dorong.
6)   Mulai memahami tantang perspektif, yang mana hal ini terlihat dari gambar pohon yang dekat terlihat lebih besar.
7)   Menggambarkan letak anggota badan sudah tepat
8)   Proporsi tubuh manusia tergantung pada suasana hatinya
9)   Bentuk badan digambarkan secara geometris.

f.    Periode Awal Realisme (Early Realism Stage).
http://www.goikuzo.com/wp-content/uploads/2011/10/d.jpg
      Gambar 6. Anak usia 10 tahun membuat gambar dengan menggunakan berbagai garis dasar. Dahan yang rumit bertumpukdengan tumbuhan lain, matahari muncul di balik awan. (Lowenveld,1975)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 9 sampai 12 tahun (kelas IV SD-VI SD) disebut pula “usia pembentuk kelompok”.
Pada tahap ini, anak mulai mengekspresikan obyek gambar dengan karakter tertentu, lelaki atau wanita secara jelas. Karakteristik warna mulai mendapat perhatian, walaupun belun adanya penampilan dalam hal perubahan efek warna dalam terang dan bayang-bayang. Dalam gambar adanya penemuan penggambaran bidang dasar sebagi tempat pijakan (ground) benda dan obyek gambar.
Anak kelas empat SD berusia antara 10-11 tahun yang mana sudah memasuki  masa awal realisme, yang mana berarti sudah mulai timbul kesadaran perspektifnya, namun mereka masih menggambarkan sesuatu berdasarkan penglihatannya bukan kenyataan. Berikut hasil observasi terhadap perkembangan gambar anak .
1)    Banyak menggunakan warna-warna terang namun terkesan lembut.
2)   Anak mulai mengenali objek secara keseluruhan dengan lingkungannya tidak terpisah-pisah, hal terlihat dari cara anak mengambar awan yang bertumpuk.
3)   Sudah mulai menggunakan perspektif dalam gambarnya
4)   Anak menggambar sesuai dengan penglihatannya/persepsinya hal ini dapat terlihat dari warna langit yang diberi warna oranye.
5)   Masih ada anak yang menggambar dengan gambar rebahan yang mana semua benda terletak tegak lurus pada latarnya.
6)   Sebagian gambar anak masih terkesan datar, namun ada gambar yang terlihat memiliki kesan ruang.
7)   Sebagian gambar memiliki Proporsi yang belum seimbang, namun ada satu gambar yang sudah memiliki proporsi, hal ini terlihat dari gambar pohon kelapa yang dekat terlihat lebih besar sedangkan perahu yang letaknya jauh terlihat lebih kecil.

g.    Periode Naturalistik Semu (Pseudo Naturalistic Stage).
http://www.goikuzo.com/wp-content/uploads/2011/10/e.jpg
Gambar 7. Gambar lebih detail, memperhatikan lingkungan di sekitarnya. (Lowenveld,1975)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 12 sampai 14 tahun. Masa pra puber. Gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak mulai menggambar sesempurna mungkin, sehingga detail lebih diperhatikan, akibatnya spontanitas hilang. Oleh karena itu pada periode ini merupakan akhir dari aktivitas spontanitas. Anak menjadi kritis terhadap karyanya sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi (perspektif).